Ya Allah… Bumi telah Kau hamparkan untuk sebuah tujuan, bahkan setiap
gerak dari alam-Mu merupakan ayat yang berbicara tentang sesuatu,
kepolosan jiwa ini mempunyai asa dalam damba untk memahami bisikan
lembut alam-Mu yang telah senandungkan tentang apa dan bagaimana maksud
tujuannya.
Ya Allah… Kau titipkan padaku sebuah penglihatan, namun aku tak mampu menjaga dan menggunakannya tanpa hidayah-Mu,
kumelihat kedepan sebagaimana orang-orang sebelumku, kutatap apa yang
telah tercipta, dan semua berkata tentang “Engkau” tapi mengapa aku
khianati mataku akan semua itu…
Ya Allah… pendengaran ini
merupakan titipan-Mu, banyak hal telah diperdengarkan oleh lintasan
sejarah yang senantiasa beritakan apa yang telah terjadi, dan semua
irama alam-Mu bercerita tentang “Engkau” tapi mengapa aku tuli dari
kisah yang menunjukkan keabadian di sisi-Mu…
Oh.. inikah
keegoisan dan kebongkakan hati yang kerap kali khianati mutiara Ilahi
dalam hatiku? Aku dan manusia umumnya tidak berbeza, akan menemuai akhir
dari kehidupan yang fana, aku sedar dan semua orangpun sedar hari itu
kan datang, tapi mengapa masih berlalu waktu dan hari tanpa persiapan?
Astaghfirullah al-Adziim, aku, kau dan manusia lainnya akan berkata di
hari itu “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan ku sampai waktu
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk
orang-orang yang saleh?” (Al-munaafiqun: 10)
No comments:
Post a Comment